Sabtu, 05 November 2011

Kutukan Atlantis pada Indonesia


Terinspirasi dari novel Negara Kelima karya ES Ito, yang saya download, saya mencoba menuliskan ulang bagian-bagian di novel tersebut yang sangat menarik bagi saya. Sebuah analisis logis dari penulisnya yang menjelaskan tentang asal-usul daerah yang kita tempati sekarang ini, Nusantara. Novel tersebut sangat menarik, alurnya mirip The Davinci Code karya Dan Brown. Bertemakan Penyelidikan Detektif, tokoh utama dalam novel ini tidak hanya berusaha menemukan pelaku pembunuhan beruntun tapi, yang utama, juga menjelaskan pada pembaca mengenai asal-usul daerah yang sekarang menjadi wilayah kedaulatan Nusantara. Yang menakjubkan, cerita dikemas dalam perpaduan antara Fakta dan Fiksi sehingga kadang saya merasa cerita novel itu benar-benar pernah terjadi. Namun saya bermaksud untuk menceritakan ulang isi yang khusus berkaitan dengan sejarah wilayah NKRI, dari masa purba (sebelum masa es berakhir) hingga jaman sekarang ini, menjadi Republik Indonesia.

 Gambaran Kota Tenggelam
Mungkin tidak banyak yang mau memikirkan sejarah daratan yang kita tempati saat ini. Kita tidak ambil pusing dengan masa lalu Negara kita, apa dan bagaimana bentuk Indonesia purba? Padahal tahukah kalian bila ternyata Negara kita ini berdiri di atas wilayah bekas sebuah imperium terbesar jaman purba, ATLANTIS. seorang pemikir besar seperti Plato dari Yunani sampai-sampai mengarang tulisan yang menceritakan Indonesia purba (meskipun hanya pada beberapa bagian saja )dengan judul Timaeus and Critias . Buku itu berisi dialog antara Timaeus dan Critias yang tidak pernah dirampungkan oleh Plato (ga tahu alasannya, dialognya menggantung begitu saja). Saya tidak bisa menulis ulang isi dialog itu karena banyak, bisa dicari sendiri lewat Google. Intinya Timaeus (tak diketahui siapa dia sebenarnya) mengobrol dengan Critias (kakek Plato). Menceritakan bahwa dahulu kala Solon (yang masih termasuk nenek moyang Plato), seorang ahli hukum, melakukan perjalanan ke Mesir Kuno untuk mecari ilmu/cerita yang belum ia ketahui. Ia berjalan ke kota Sois, dan bertemu dengan pendeta di sana. Pendeta tersebut menganggap Solon dan orang-orang Yunani sebagai anak-anak, karena mereka tidak banyak mengetahui tentang cerita masa lalu. Pendeta tersebut mengingatkannya, bahwa ada sebuah cerita tentang Negara besar yang terlupakan oleh bangsa Yunani saat itu. Bangsa yang pernah menyerang Yunani kuno. Bangsa yang wilayah taklukannya sangat besar, namun saat menyerang Yunani, mereka dapat dipukul mundur. Tak berapa lama setelah gagal menaklukan Yunani, Negara itu, tepatnya Imperium tersebut, hancur tertimpa bencana sangat besar, yaitu banjir yang menenggelamkan Negara besar itu hanya dalam waktu satu hari satu malam saja. Negara itu terkubur bersama cerita tentang kebesarannya. Pendeta tersebut menyebut nama Negara itu, ATLANTIS. Atlantis merupakan negara terbesar di benua Lemuria, benua yang sudah punah. Wilayahnya membentang antara selatan India hingga samudera Atlantik. Besar daratan negara Atlantik kira-kira sebesar Asia Minor (Turki) ditambah dengan Libya.


Tata Kota Atlantis
Plato mengarang dengan mencampur antara fiksi dan fakta. Dahulu negara Atlantis berbentuk federal terdiri dari 10 negara bagian, masing-masing dipimpin oleh raja yang adil, keturunan Poseidon penguasa lautan (Poseidon saudaranya Zeus). Negara bagian terbesar Atlantis dikuasai oleh anak tertua Poseidon. Mereka hidup dengan rukun dan membuat perjanjian tidak saling berperang. Kehidupan makmur, kekayaan alam melimpah ruah, iklimnya terdiri dari 2 musim. Namun lama-kelamaan, setelah berganti-ganti generasi, kehidupan ideal yang didambakan Plato itu memudar. Beberapa raja Atlantis ingin mengembangkan kerajaannya (ekspansi). Mereka pun memerangi negara-negara lain, semua dapat mereka taklukan kecuali Yunani. Mereka pulang kembali ke Atlantis setelah gagal menaklukan negara itu. Zeus marah dengan kelakuan Atlantis yang menyerang banyak negara, akhirnya ia berembuk dengan dewa lainya mengenai hukuman apa yang akan diberikan kepada Atlantis. Dialog Plato pun berakhir di situ. Tapi kita bisa mengetahui hukuman apa yang dijatuhkan Zeus dari bagian awal dialog yakni banjir besar.


 Plato
Beberapa penduduk Atlantis berhasil menyelamatkan diri dan mengungsi ke tempat lain, mereka disebut sebagai orang-orang Punt. Ada yang ke India, membangun kebudayaan India Kuno, ke Mesopotamia, ke Mesir, lalu ke Amerika Latin membentuk kebudayaan Maya. Kebudayaan Maya terlambat berkembang karena daerahnya lebih jauh dari ketiga daerah yang saya sebut tadi, sehingga pengungsi dari Atlantis butuh waktu lama menyerangi lautan untuk sampai ke Amerika Latin itu. Jika ditarik garis lurus, semua (empat) daerah tersebut adalah daerah yang tidak jauh dari garis ekuator. Jaman dahulu hidup di daerah tropis merupakan nikmat yang besar karena selalu mendapatkan cahaya matahari.

Semua kebudayaan yang muncul tersebut merupakan kebudayaan maju (pada jaman itu) yang merupakan warisan Atlantis. Mereka mempunyai ciri yang sama. Piramida dapat ditemukan di Mesir maupun di wilayah Maya, Amerika Latin. Tatanan masyarakat rapi serta hokum dan budayanya sudah maju. Orang Maya menyebut asal usulnya sebagai Aztlan, Orang Mesir menyebut ToWer, Orang Dravida (penduduk asli India) menyebut daerah asal mereka Traphopane (daerah busur).




 Dari atas ke bawah:
Tata Kota Mohenjodaro dan Harappa India, Spinx Mesir, Bangunan Maya
Dahulu kala wilayah Indonesia adalah daratan bersatu, bukan negara kepulauan seperti saat ini. Sumatera hingga Nusa Tenggara masih menyambung. Pegunungan sambung menyambung dari Leuser di Aceh hingga Rinjani di Nusa Tenggara. dulunya laut Cina Selatan merupakan daratan di atas Kalimantan, itulah mengapa kedalaman laut tersebut hanya sekitar 300 meter saja. Padahal laut di atas Sulawesi kedalamannya bisa mencapai 3000-an meter. Busur melintang (berbentuk X) terbentuk dari daratan Sumatera Jawa Nusa Tenggara, dengan, Kalimantan Daratan Laut Cina Selatan. Plato mengatakan jika Atlantis dikagumi karena pegunungan yang indah sambung menyambung, berjumlah banyak. Dan mungkin pegunungan tersebut berpusat pada Gunung Krakatau purba di selat Sunda. Gunung tersebut meledak dahsyat hingga menimbulkan tsunami besar. Itulah mungkin banjir besar yang dimaksud Plato, tsunami yang mengerikan menghancurkan kerajaan terbesar saat itu hanya dalam sehari semalam. Bencana gunung itu tidak berhenti sampai di situ. Bahkan patahannya masih meledak lagi tahun 1883, menimbulkan tsunami kembali yang menyebabkan tewasnya 30.000-an penduduk. Tak lama setelah itu, sekitar 1900-an muncul lagi Gunung Anak Krakatau yang terletak tak jauh dari Lampung (hmm menyesal dulu waktu rekreasi ga naik perahu ke gunung itu, padahal Gunung itu konon adalah puncak gunung dari daratan pusat Atlantis negeri yang hilang). Mengapa tsunami jaman purba sampai bisa menenggelamkan negara seluas Atlantis? Selain efek getaran yang dahsyat, itu ada kaitannya juga dengan pemanasan global. Gunung purba Krakatau meletus dahsyat, abunya memenuhi langit menghalangi sinar matahari ke atas, mirip dengan efek rumah kaca. Panas yang terkungkung di dalam asap debu letusan itu mampu membuat es di kutub mencair dan menambah volume air laut. Dan akhirnya Atlantis pun tenggelam, hanya dalam hitungan jam. Subhanalloh!

Saat ini, negara tercinta kita, menempati pucuk-pucuk yang menyembul dari Atlantis. Setelah sebelumnya selama sekitar 11.000 tahun daerah NKRI menjadi daerah terlarang karena karang-karang dan lumpur sisa tenggelamnya Atlantis, membuat bencana bagi kapal-kapal yang melewatinya. Wilayah terlarang itu jaman dulu disebut Ultima Thule.


Plato sampai akhir hayatnya tidak mampu menemukan Atlantis, namun idenya tetap hidup dan dan akhirnya berhasil menemukannya secara tak langsung lewat tokoh yang bernama Alexander The Great.


 Alexander The Great
Apa hubungan antara Alexander Agung dengan Plato? Murid Plato yang bernama Aristoteles merupakan guru sekaligus mentor raja besar itu. Alexander the Great, alias Iskandar Dzulqarnaen (arti nama Dzulqarnaen- yang mempunyai 2 tanduk alias 2 kekuasaan di barat dan timur) yang terinspirasi ide-ide Aristoteles tentang Atlantis berusaha menemukan kota yang hilang tersebut. Ia melakukan eksapansi sambil mencari kota Atlantis. Penaklukannya seperti napak tilas terbalik dari sejarah. Ia mulai dahulu dari daerah yang paling jauh yang dijadikan pengungsian orang-orang Punt (pengungsi dari Atlantis). Mesir, Eufrat dan Tigris (Mesopotamia) dan Hindus adalah tempat-tempat yang dilalui Alexander Agung. Dan diriwayatkan, ketika ia memerintah pasukannya untuk bergerak ke timur pasukannya menolak. Loh, pasukan kok berani menolak raja yang terkenal itu? Setelah diusut ternyata mereka ga berani menyebrangi laut Ultima Thule, wilayah menakutkan dimana kapal-kapal yang berlayar di sana tidak pernah terdengar lagi kabarnya. Mereka takut bernasib sama dengan itu. Alexander dan pasukannya pun batal ke Atlantis.

Peta Jalur dan Arah Taklukan Alexander Agung
Namun, meski ia gagal, tapi anak bungsunya hasil pernikahan dengan penduduk India, bergelar Sri Maharajo Dirajo beserta istrinya putri Hindustan berhasil sampai ke daerah bekas Atlantis, di tempat yang kini bernama Minangkabau (kakak-kakanya Sri Maharajo Alif merantau ke Negeri Rum, Sri Maharajo Dipang ke Cina). Itulah alasan dalam Tambo yang diceritakan tukang Kaba (cerita), menjelaskan jika nenek moyang orang Minang berasal dari India. Minangkabau adalah tempat pendaratan keturunan Alexander The Great. Dan Alexander, murid Aristoteles, melalui anaknya banyak memberikan pengaruhnya di Minang. Makna kata Dzulqarnaen (2 tanduk) mungkin menjadi sebab ciri khas rumah Gadang.


Rumah Gadang "Bertanduk"
Dan keturunan Alexander ada hubungannya juga dengan perubahan system Patrilineal dengan Matrilineal seperti yang terjadi saat ini. Penggagas system Matrilineal adalah saudara tiri Sri Maharajo Basa (cucu Alexander Agung), yaitu Sutan Balun. Sutan Balun merupakan induk lareh bodi Chaniago, sementara Sri Maharajo Basa merupakan induk lareh koto Pilliang (yang merasa marganya lareh koto pilliang berarti merupakan keturunan Alexander Agung). Sutan Balun dengan cerdik menghindari serangan Majapahit dari Jawa dengan otaknya bukan dengan otot, tentu setelah berunding dengan kalangan cerdik pandai Minangkabau. Ia menyambut pasukan yang dipimpin Adityawarman dengan sambutan hangat yang membuat Adityawarman terkejut (mungkin juga melongo). Sutan Basun segera menawari Adityawarman untuk menikahi puteri Jamilan saudaranya. Namun Ia mensyaratkan bahwa Adityawarman harus menaati adat Minang yakni warisan dan kekuasaan akan jatuh ke pihak Ibu. Dengan kata lain sebenarnya Adityawarman adalah raja semu yang hanya bisa berkuasa semur hidupnya saja, sedangkan Minang akan tetap dikuasai oleh keturunan Puteri Jamilan. Demikian sistem tersebut mendarah daging (mungkin) hingga saat ini.

Menurut pengarang novel Negara Kelima, Kutukan Atlantis telah berlanjut hingga saat ini. Kutukan yang menyebabkan kehancuran kejayaan nusantara bertubi-tubi, mulai dari Sriwijaya, Majapahit, hingga Republic of Indonesia. Kehancuran negara kita saat ini, yang penuh korupsi, merupakan reka ulang jaman Atlantis, dimana sikap tamak terhadap duniawi diagung-agungkan.Kekuasaan dan harta ingin ditambah sebanyak mungkin melalui cara-cara yang tidak halal (naudzubillah) sebagimana raja-raja tamak Atlantis menyerang negara lain di dunia. Sebagai generasi penerus bangsa ini hendaknya kita mengambil hikmah dari sejarah Nusantara tempoe doloe, untuk dijadikan semangat kebangkitan bangsa kita. Kita harus bangga dengan negara kita, kita pernah menjadi negara yang sangat disegani pada jaman lampau, negara dengan tatanan beradab dan berbudaya tinggi yang menjadi penyebar kebudayaan-kebudayaan maju dunia. Seorang peramal meramalkan kebangkitan kembali Atlantis setelah perang Dunia. Memang kita tidak boleh percaya ramalan, tapi kalau menjadikan ramalan itu sebagai pelecut semangat kita membangun bangsa ini boleh-boleh saja kan? Dan tetaplah bersikap penuh kebajikan, hindari sikap tamak, karena tamak merupakan kutukan berulang yang sudah ada sejak Atlantis tenggelam…

A. Sejarah masuknya Islam di Nusantara(Indonesia).





            Nusantara, merupakan wilayah strategis dalam jalur perdagangan dan transportasi antara barat dan timur. Sejarah mencatat, sejak jaman prasejarah penduduknya terkenal sebagai pelaut yang sanggup mengarungi lautan lepas. Wilayah Nusantara (Indonesia kuno) menurut para ahli sejarah adalah meliputi pulau-pulau yang terletak di sebelah timur India sampai lautan Cina, mencakup wilayah Indonesia, Malaka (Malaysia), Singapura, Patani (Thailand selatan) dan Filipina selatan. Dan setelah kita ketahui bersama sekarang di Abad 21 ini negara-negara tersebut sudah menjadi negara-negara merdeka seperti Indonesia, Malaysia, Singapura, Brunei, Filipina dan Thailand. Kemudian bergabung dalam organisasi negara-negara Asia Tenggara yang kita kenal sebagai Asean dan Organisasi Miiternya yang bernama






Peta Nusantara

            Sejak awal abad Masehi sudah ada rute-rute pelayaran maupun perdagangan anta kepulauan Indonesia dengan berbagai daerah di Asia tenggara maupun Eropa. Wilayah barat Nusantara khususnya selat Malaka sejak masa kuno sudah menjadi pusat perhatian, terutama dikarenakan dengan hasil buminya yang melimpah dan lokasinya yang sangat strategis sebagai tempat perdagangan di dunia.Dan menjadi lintasan yang amat penting bagi jalur perdagangan antara Cina dan india selain jalur sutra di darat. Pedagang-pedagang muslim dari Arab, gujarat india, Persia dan Cina juga ada yang sampai ke kepulauan Indonesia untuk berdagang sejak abad ke-7 M (abad 1 H), ketika Islam pertama kali berkembang di Timur Tengah. Malaka jauh sebelum di taklukan Portugis (1511), merupakan pusat utama lalu lintas perdagangan dan  Melalui Malaka hasil hutan dan rempah-rempah dari seluruh pelosok Nusantara dibawa ke Cina dan India, terutama Gujarat yang melakukan hubungan dagang langsung dengan Malaka pada waktu itu. Dengan demikian, malaka menjadi mata rantai pelayaran yang amat sangat penting pada abad ke-8-16 M. Lebih ke barat lagi dari Gujarat, perjalanan laut melintasi laut Arab. Dari sana perjalanan bercabang dua. Jalan pertama di sebelah utara menuju Teluk Oman, melalui selat Ormuz menuju Teluk Persia. Jalan kedua melalui Teluk Aden dan Laut Merah, dan dari kota Suez jalan perdagangan harus melalui daratan ke Kairo dan Iskandariah. Ada indikasi bahwa kapal-kapal Cina juga mengikuti jalan tersebut sesudah abad ke-9 M, tetapi tidak lama kemudian kapal tersebut hanya sampai di pantai barat India, karena barang-barang yang diperjualbelikan sudah dapat dibeli di Nusantara. Kapal-kapal Indonesia juga ikut turut ambil bagian dalam perjalanan niaga tersebut, terutama pada zaman Kerajaan Sriwijaya yang jalur rute perdagangan sudah mencapai Cina dan pantai timur

B . Proses Islamisasi di Nusantara

            Didalam Islam tidak mengenal sistem Kasta. Oleh karenanya kedatangan Islam dan penyebarannya kepada golongan bangsawan maupun rakyat secara umumnnya dilakukan secara damai. Apabila situasi politik suatu kerajaan mengalami kekacauan, maka Islam dijadikan alat politik bagi golongan bangsawan atau pihak-pihak yang menghendaki kekuasaan itu. Mereka berhubungan langsung dengan pedagang-pedagang muslim yang posisi ekonominya kuat karena menguasai pelayaran dan perdagangan pada masa itu. Apabila kerajaan Islam sudah berdiri, penguasanya melancarkan perang terhadap  kerajaan non Islam. Hal ini bukanlah karena persoalan agama tetapi karena dorongan politis untuk menguasai kerajaan-kerajaan di sekitarnya. Menurut Pakar Sejarah, Uka Tjandrasasmita,3 saluran-saluran Islamisasi yang berkembang di Nusantara (Indonesia kuno) ada enam , yaitu :
1.         Saluran Perdagangan
            Pada taraf permulaan, saluran Islamisasi adalah Perdagangan. Kesibukan lalu lintas Pelayaran pada abad ke-7 hingga abad ke-16 M. Membuat pedagang-pedagang Muslim (Arab,India,Persia, dan Cina) turut ambil bagian dalam perdagangan di Nusantara. Saluran Islamisasi melalui perdagangan ini sangat menguntungkan karena para Raja dan Bangsawan turut serta dalam Perdagangan, bahkan mereka menjadi pemilik kapal dan saham. Mengutip pendapat Tome Pires berkenaan dengan proses Islamisasi melalui Perdagangan ini di pesisir pulau Jawa. Uka Tjandrasasmita menyebutkan bahwa para pedagang muslim banyak yang bermukim di sekitar pantai pulau Jawa, yang penduduknya ketika itu masih berpatokan dengan Animisme Dinamisme (Kafir). Mereka berhasil membangun Mesjid-mesjid dan mendatangkan Mullah-mullah dari luar sehingga jumlah mereka menjadi banyak, dan karenanya anak-anak muslim itu menjadi orang Jawa dan kaya-kaya. Di beberapa tempat, penguasa-penguasa Jawa, yang menjabat sebagai Bupati-bupati Kerajaan Majapahit yang ditempatkan di pesisir utara Jawa banyak yang memeluk Islam. Bukan hanya karena faktor politik dalam negeri yang sedang goyah namun juga karena faktor hubungan ekonomi dengan pedagang-pedang
2.         Saluran Dakwah
            Para pedagang-pedagang yang datang juga melakukan dakwah islam, pada waktu mereka melakukan transaksi perdagangan dan ketika mereka singgah sejenak di Nusantara. Para mubalig juga datang bersama para pedagang Islam untuk menyebarkan Agama Islam, di antara para mubalig tersebut terdapat para sufi pengembara. Salah satu contoh Ulama besar yang melakukan aktifitas dakwah di Nusantara adalah Syarif Jamaluddin Al-Husein Al-Akbar, keturunan Imam Al Muhajir datang ke Nusantara dan menetap disana sampai wafat di daerah
3.         Saluran Pernikahan
            Dari sudut ekonomi, para pedagang muslim memiliki status sosial yang jauh lebih baik daripada kebanyakan penduduk pribumi Nusantaranya. Karenanya banyak putri-putri bangsawan pribumi yang tertarik untuk menjadi istri saudagar-saudagar islam kaya itu. Sebelum menikah, mereka diislamkan  terlebih dahulu. Setelah mereka mempunyai keturunan, lingkungan mereka menjadi luas. Akhirnya timbul kampung-kampung dan daerah kerajaan-kerajaan Islam. Jalur Pernikahan ini lebih menguntungkan apabila terjadi pada saudagar islam dengan anak seorang bangsawan setempat atau anak Raja dan Adipati. Karena Raja, Adipati dan Bangsawan itu turut mempercepat proses Islamisasi.  Demikianlah yang terjadi antara Raden Rahmat (Sunan Ampel) dengan Nyai Manila, Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Djati) dengan putri Kawunganten, Raden Brawijaya Majapahit dengan putri Campa yang menurunkan Raden Fatah (Raja pertama Kerajaan Islam Demak)
4.         Saluran Tasawuf
            Pengajar-pengajar Tasawuf atau para sufi, mengajarkan teologi Islam yang bercampur dengan ajaran dan kesenian yang sudah dikenal luas oleh masyarakat Indonesia. Mereka pada umumnya mahir dalam soal magis dan mempunyai kekuatan-kekuatan untuk menyembuhkan. Di antara mereka ada juga yang menikahi puri-putri Bangsawan setempat. Dengan Tasawuf, “Bentuk” Islam yang diajarkan kepada penduduk pribumi mempunyai persamaan dengan alam pikiran mereka yang sebelumnya menganut agama Hindu, sehingga agama baru itu mudah dimengerti dan diterima. Di antara ahli-ahli Tasawuf yang memberikan ajaran yang mengandung persamaan dengan alam pikiran Indonesia Pra Islam itu adalah Hamzah Fansuri di Aceh, Syekh Lemah Abang, dan Sunan Panggung di Jawa. Ajaran-ajaran mistik seperti ini masih berkembang di abad 19 M bahkan di abad 20 M ini. Para Ulama atau Sufi itu kemudian diangkat  menjadi penasihat atau pejabat agama di Kerajaan. Di Aceh ada Hamzah Fansuri, Syamsudin Sumatrani, Nurudin al-Raniri, dan Abd. Rauf Singkel. Di Jawa terkenal dengan para Walisongo (Sembilan Wali) dan di Banten dengan Syekh Yusuf
5.         Saluran Pendidikan
            Islamisasi juga dilakukan melalui pendidikan, baik di pesantren maupun pondok yang diselenggarakan oleh guru-guru agama, kiyai-kiyai dan ulama-ulama. Di pesantren atau pondok itu calon ulama, guru agama dan kiyai mendapatkan pendidikan agama. Setelah lulus dari pesantren, mereka pulang ke kampung masing-masing atau berdakwah ketempat tertentu mengajarkan Agama Islam.  Misalnya Pesantren yang didirikan Raden Rahmat di Ampel Denta Surabaya dan Sunan Giri di
6.         Saluran Kesenian
            Saluran Islamisasi yang paling terkenal adalah pertunjukan wayang. Dikatakan, Sunan Kalijaga adalah tokoh yang paling mahir dalam mementaskan kesenian wayang yang bertemakan Islami. Beliau tidak pernah meminta upah pertunjukan, tetapi ia meminta para penonton untuk mengikutinya mengucapkan kalimat syahadat.  Sebagian besar cerita wayangnya masih diambil dari cerita-cerita Hindu kuno seperti Mahabhrata dan Ramayana. Tetapi di dalam cerita itu disisipkan ajaran-ajaran dan nama-nama para pahlawan Islam. Kesenian-kesenian lain yang juga dijadikan alat Islamisasi adalah seni musik dan seni sastra seperti Hikayat, Babad dan
7.         Saluran Politik
            Di Maluku dan Sulawesi Selatan, kebanyakan rakyat masuk Islam setalah Rajanya memeluk Islam terlebih dahulu. Pengaruh politik Raja sangat membantu tersebarnya Islam di daerah ini. Di samping itu, baik di Sumatera dan Jawa maupun Indonesia bagian Timur, demi kepentingan Politik, kerajaan-kerajaan Islam memerangi kerejaan-kerajaan non Islam. Kemenangan kerajaan-kerajaan Islam secara politis banyak menarik penduduk kerajaan bukan islam untuk masuk
            Melalui beberapa proses Islamisasi tersebut secara berangsur-angsur menyebar di wilayan Nusantara. Secara umum penyebaran Islam di Nusantara terbagi dalam 3 periode, Pertama, dimulai dengan kedatangan Islam secara damai berinteraksi dengan masyarakat, pada saat yang sama terjadi kemerosotan kemudian keruntuhan Kerajaan-kerajaan besar Hindu-Budha seperti Majapahit pada abad ke-14-15 M. Kedua, sejak datang dan mapannya kekuasaan kolonial Belanda di Indonesia sampai abad ke-19 M. Ketiga, bermula pada abad ke-20 dengan terjadinya “Liberalisasi” pada pemerintahan Belanda di Indonesia. Dalam tahapan-tahapan itu akan terlihat proses Islamisasi sampai mencapai tingkat seperti
            Pada tahap Pertama, penyebaran Islam masih relatif hanya di sekitar kota pelabuhan. Tidak lama kemudian Islam mulai memasuki daerah pesisr lainnya dan pedesaan. Pada tahap ini pedagang, ulama-ulama guru tarekat (Wali di Jawa) dengan murid-murid mereka memegang peranan penting. Mereka memperoleh patronase dari penguasa lokal dan dalam banyak kasus penguasa lokal juga ikut berperan dalam penyebaran Islam. Islamisasi saat ini sangat diwarnai dengan aspek tasawuf, meskipun aspek hukum (Syariah) juga tidak diabaikan.  Hal ini karena Islam Tasawuf dengan segala penafsiran mistiknya terhadap Islam dalam beberapa segi tertentu “cocok” dengan latar belakang masyarakat setempat yang dipengaruhi arketisme Hindu-Budha dan sinkretisme kepercayaan lokal. Juga karena tarekat-tarekat Sufi cenderung bersifat toleran terhadap pemikiran dan praktik tradisional, walaupun sebenarnya bertentangan dengan praktik ketat unilirianisme Islam.
            Pada tahap Kedua, penyebaran Islam terjadi pada masa VOC makin mantap menjadi penguasa di Indonesia. Sebenarnya pada abad ke-17 M VOC baru menjadi salah satu bentuk kekuatan yang ikut bersaing dalam kompetisi dagang dan politik di kerajaan Islam di Nusantara. Akan tetapi pada abad ke-18 VOC berhasil tampil sebagai pemenang hegemoni politik di Jawa dengan terjadinya “Perjanjian Giyanti”  tahun 1755 yang memecah Mataram menjadi dua, Surakarta dan Yogyakarta. Perjanjian tersebut menjadikan raja-raja Jawa tidak mempunyai wibawa karena kekuasaan politik telah jatuh ketangan penjajah, sehingga raja menjadi sangat bergantung pada VOC. Campur tangan VOC terhadap keraton pun semakin luas termasuk masalah keagamaan. Peranan Ulama di keraton terpinggirkan, ulama keluar dari keraton dan mengadakan perlawanan sambil memobilisasi petani dan membentuk pesantren dan melawan kolonial seperti kasus Syaikh Yusuf
            Tahap Ketiga, terjadi paa awal abad ke-20,ketika terjadi liberalisasi pemerintah Belanda. Ketika pemerintah Belanda mulai mengalami defisit yang tinggi akibat menanggulangi 3 perang besar terhadap kaum Islam (Perang Diponegoro, Perang Paderi dan Perang Aceh). Belanda pun mengangakat Gubernur Jenderal Van Den Bosch dengan tugas meningkatkan produktifitas dengan program tanam paksanya
            Dalam perkembangannya pula, sistem pendidikan yang semula memenuhi perangkat birokrasi kolonial   kemudian melahirkan elit baru, intelektual modern yang bahkan mengancam kolonialisme itu sendiri. Mereka tampil sebagai para Nasionalis yang anti kolonial, yang ingin menciptakan terbentuknya bangsa baru -Indonesia- diatas kesatuan etnis lama.Bersamaan dengan usaha politik etis bikinan Belanda untuk berusaha menjinakan para nasionalis Islam agar tidak tampil sebagai pengan kekuasaannya. Muncul pula di dunia Internasional Islam dinamika  berupa kosmopolitanisme (rasa satu dunia) yang mula-mula tumbuh di Timur Tengah, yang kemudian mengilhami munculnya dinamika Islam di Indonesia.
            Dominasi politik dan ekonomi kolonial meporak-porandakan bangunan struktur tradisional, juga mendesak golongan sosial pribumi yang dengan sistem ekonomi uang pelaksanaan pajak makin memberatkan rakyat. Hal ini menimbulkan kegoncangan dan menumbukan gerakan protes keras. Kiyai dan para Ulama kembali lagi menjadi pemimpin non formal rakyat dalam kembali berjuang melawan kolonialisme. Ulama amat sangat mencemaskan pengaruh kebudayaan asing yang mulai menggeser kebudayaan kultur tradisional beragama Islam di Indonesia. Oleh karena itu para Ulama dan para Kiyai tampil memimpin gerakan perlawanan terhadap Belanda dan pribumi yang pro Kolonial. Diantara Gerakan protes rakyat Jawa, gerakan Syarif Prawirosentono alias Amat Sleman di Yogyakarta (1840), gerakan Kiyai Hasan Maulana di Cirebon (1842), gerakan Amat Hasan di Rembang (1846), gerakan Rifa’iyah di Kalisasak, Batang (1850), gerakan Cilegon (1888) dan masih banyak gerakan lainnya. Peranan Ulama dan pesantrennya semakin meluas ke pedalaman dengan dengan membuka pesantren-pesantren baru, pemukiman baru, proses Islamisasi tindak lanjut. Di samping dengan mengirim para santri ke Timur Tengah untuk memperdalam pengetahuan dan keagamaan, sementara di Timur Tengah sendiri sedang muncul usaha-usaha reformasi dan kosmopolitanisme Islam. Ketika itulah para santri pulang membawa pemikiran-pemikiran baru, mereka telah menjadi ulama-ulama muda yang mendirikan organisasi-organisasi Islam di perkotaan. Ketika itu kegelisahan rakyat pribumi tetap ada, dan kembali lagi Islam menjadi tumpuan harapan. Kalau dahulu  pimpinan mereka adalah sultan dan ulama, selanjutnya dipimpin oleh para pemikir modern Islam lulusan luar. Setelah gerakan protes yang dipimpn para Kiyai dan petani gagal, para ulama-ulama muda inilah yang membuat organisasi kemerdekaan dalam taraf nasional. Sampai kemerdekaan pun kita raih dengan cara dan perjuangan Islam. Dalam konteks ini pun kita tak boleh lupa, bahwa Islamlah peletak dasar bagi nasionalisme di


C.      Kerajaan-kerajaan Islam di Nusantara

1. Kerajaan Samudera Pasai (1267 M-1412 M).





            Kerajaan Samudera Pasai terletak di Aceh, dan merupakan kerajaan Islam pertama di Indonesia. Kerajaan ini didirikan oleh Meulah Silu (Malik al-Saleh) pada tahun 1264 M. Bukti-bukti arkeologis keberadaan kerajaan ini adalah dengan ditemukannya makam raja-raja pasai di kampung Geudong, Aceh Utara. Makam ini terletak di dekat reruntuhan  bangunan pusat kerajaan Samudera , sekitar 17 km sebelah timur lhokseumawe. Di antara makam-makam raja tersebut, terdapat nama Sultan Malik al-Saleh, Raja Pasai pertama. Malik al-Saleh adalah nama baru Meulah Silu setelah ia masuk Islam, dan merupakan Sultan Islam pertama di Indonesia. Berkuasa lebih kurang 29 tahun (1297 M-1326 M). Kerajaan Samudera Pasai merupakan gabungan kerajaan Pase dan kerajaan Peurlak.Seorang pengembara muslim, Ibnu Bathutah sempat mengunjungi Pasai pada tahun 1346 M. Ia juga menceritakan bahwa ketika ia singgah di Cina, ia melihat adanya kapal Sultan Pasai di negeri Cina. Informasi lain mengatakan, bahwa Sultan-sultan Pasai juga mengirimkan utusan ke Quilon, India Barat pada tahun 1282 M. Ini membuktikan bahwa Kerajaan Samudera Pasai memiliki relasi yang cukup luas dengan kerajaan luar.
            Pada masa jayanya, Samudera Pasai merupakan pusat perniagaan penting di kawasan nusantara. Dikunjungi oleh para saudagar dari berbagai negeri seperti Cina, India, Siam, Arab dan Persia. Komoditas utama kerajaan Pasai adalah Lada. Sebagai bandar perdagangan yang besar, Samudera Pasai mengeluarkan mata uang emas yang disebut Dirham. Uang ini digunakan menjadi mata uang resmi kerajaan. Di samping sebagai pusat perdagangan, kerajaan Pasai juga terkenal sebagai pusat penyebaran ajaran Islam di Nusantara. Seiring perkembangan zaman, Samudera Pasai mengalami kemunduran, hingga ditaklukan oleh Majapahit tahun 1360 M. Pada tahun 1524 ditaklukan kembali oleh Kerajaan Islam
Silsilah Keturunan Raja Samudera Pasai
1. Sultan Malik al-Saleh (1267-1297 M).
2. Sultan Muhammad Malikul Zahir (1297-1326 M).
3. Sultan Ahmad Laikudzahi (1326-1383 M).
4. Sultan Zainal Abidin Malik al-Zahir (1383-1405 M).
5. Sultan Salahudin (1405-1412).
Rentang masa kekuasaan Kerajaan Samudera Pasai berlangsung sekitar 3 abad, dari abad ke-13 hingga 16 M.





Wilayah kekuasaan kerajaan Samudera Pasai mencakup seluruh wilayah Aceh pada masa itu

2. Kerajaan Malaka (1396-1511 M).




            Samudera Pasai melakukan dakwah Islam ke berbagai daerah di Nusantara, juga mengislamkan Raja pertama kerajaan Malaka, Prameswara yang bergelar Megat Iskandar Syah/ Muhammad Iskandar Syah. Ketika kerajaan Samudera Pasai hancur, maka Kerajaan Malaka sebagai pusat perdagangan dan pelayaran semakin ramai dikunjungi para pedagang. Disamping Malaka maju dalam bidang ekonominya, bidang agama juga tersebar cukup maju pada kerajaan ini. Banyak ulama datang dan ikut mengembangkan ajaran Islam. Penganut agama Islam diberi hak-hak istimewa seperti kebebasan untuk membangun mesjid-mesjid disekitar area kerajaan.
            Pada sekitar tahun 1509 M Portugis mulai datang ke Malaka, karena mengetahui wilayah malaka merupakan pelabuhan transit yang sangat strategis dan banyak dikunjungi pedagang dari seluruh penjuru dunia. Hal ini sangat menarik Portugis untuk menguasainya. Ketika Malaka jatuh dikuasai oleh Portugis tahun 1511 M, dan mulai melakukan monopoli perdagangan di Nusantara.
Silsilah keturunan Raja Malaka
1. Sultan Megat Iskandar Syah / Muhammad Iskandar Syah (1396-1424 M).
2. Sultan Mudzafat Syah (1424-1458 M).
3. Sultan Mansyur Syah (1458-1477 M).
4. Sultan Alaudin Syah (1477-1488 M).
5. Sultan Mahmud Syah (1488-1511 M).
Wilayah kekuasaan Kerjaan Malaka mencakup seluruh selat Malaka dan sebagian wilayah singapura dan



3. Kerajaan Aceh Darussalam (1496-1903 M).





            Kerajaan  Aceh Darussalam berdiri menjelang keruntuhan dari Kerajaan Samudera Pasai yang pada tahun 1360 M ditaklukan oleh Majapahit hingga kemundurannya di abad ke-14 M. Kerajaan Aceh terletak di utara pulau Sumatera dengan ibukota Kutaraja (Banda Aceh) dengan raja pertamanya adalah Sultan Ali Mughayat Syah yang dinobatkan pada awal Ahad, 1 jumadil awal 913 H atau pada tanggal 9 september 1496 M. Di awal-awal masa pemerintahannya Kerajaan Aceh berkembang hingga mencakup Daya, Pedir, Pasai, Deli dan Aru.
             Kerajaan Aceh Darussalam mengalami masa keemasan pada masa kepemimpinan Sultan Iskandar Muda (1607-1636 M). Pada masa kepemimpinannya Aceh berhasil memukul mundur Portugis dari selat Malaka. Kejadian ini dilukiskan dalam La Grand Encylopedia bahwa pada tahun 1582 M, bangsa Aceh sudah meluaskan pengaruhnya atas pulau-pulau sunda (Sumatera, Jawa dan Kalimantan) serta atas sebagian tanah semenanjung Melayu. Selain itu Aceh juga melakukan hubungan diplomatik dengan semua bangsa yang melalui Lautan Hindia. Pada tahun 1586 M, Kerajaan Aceh melakukan penyerangan terhadap Portugis di selat Malaka, dengan armada yang terdiri 500 buah kapal perang dan 60.000 tentara laut dan juga ditambah oleh meriam-meriam  pemberian Kerajaan Turki Ustmani pada Masa Sultan Muhammad al-Fatih, 1453 M dalam rangka kesatuan Islam di dunia. Serangan ini dalam rangka memperluas dominasi Aceh atas selat Malaka dan semenanjung Melayu. Walaupun Aceh telah berhasil mengepung Malaka dari segala penjuru, namun penyerangan ini gagal akibat persekongkolan antara Portugis dan
Silsilah keturunan Raja Aceh Darussalam
1. Sultan Mughayat Syah (1496-1528 M)
2. Sultan Salahudin (1528-1537 M)
3. Sultan Alauddin Riayat Syah (1537-1568 M)
4. Sultan Iskandar (1568-1607 M)
5. Sultan Iskandar Muda  (1607-1636 M)18



4. Kerajaan-kerajaan Islam di Jawa.





            Ketika Raden Rahmat datang pertama kali ke Jawa sekitar abad ke-15 M, kondisi sosial politik, religi dan ekonomi yang berkembang dalam masyarakat Jawa, menunjukan sebuah perubahan sosial yang mendasar bersamaan dengan melemahnya Kerajaan Majapahit, dan berkembangnya pengaruh Islam, penguasa Islam  pesisir membangun pusat-pusat kekuasaan yang independen.
            Seeorang muslim Cina yang mengikuti perjalanan Laksamana Ceng Ho ke Jawa yang nerlangsung tahun 1431-1433 M menuturkan bahwa di Jawa ketika itu terdapat tiga golongan penduduk. Golongan pertama adalah komunitas Islam dari Barat yang telah menjadi penduduk setempat, pakaian dan makanan mereka bersih. Golongan kedua, adalah orang-orang Cina yang melarikan diri dari negerinya dan menetap di Jawa. Pakaian dan makanan mereka cukup bersih dan kebanyakan dari mereka susah memeluk agama Islam, serta taat dalam beribadah. Golongan ketiga adalah penduduk pribumi yang masih terbelakang dan masih mempercayai Animisme Dinamisme.
            Proses Islamisasi di Jawa sudah berlangsung sejak abad ke-11 M. Dan Proses Islamisasi terus berkembang sampai abad ke-14 M dan abad-abad berikutnya, terutama setelah Majapahit mencapai kejayaannya, proses Islamisasi di pelabuhan-pelabuhan terus berlangsung di bawah pimpinan Sunan Ampel, Walisongo sepakat mengangkat Raden Fatah menjadi Raja pertama Kerajaan Demak. Ia adalah seorang putra mahkota Majapahit dari seorang ibu muslimah keturunan campa.
            Pemerintahan Raden Fatah berlangsung sampai sekitar abad ke-15-16 M, kemudian diikuti kerajaan Cirebon dan Kerajaan Banten dengan Rajanya yang terkenal yaitu Sultan Ageng Tirtayasa di Jawa Barat. Kerajaan Demak berhasil menggantikan Majapahit, dilanjutkan kerajaan Pajang disusul kerajaan Mataram. Ulama-ulama yang berperan penting dalam penyebaran Islam di tanah Jawa adalah

5. Kerajaan-kerajaan Islam di Timur.






            Pengaruh Islam ke wilayah timur Nusantara terutama Maluku juga tidak lepas dari jalur perdagangan internasional dengan malaka dan jawa. Sejak abad ke-14 M Islam telah datang ke Maluku. Menurut Tomes Pires, orang masuk Islam di Maluku kira kira tahun 1460-1465 M. Sementara dee Graf berpendapat bahwa raja pertama di Maluku yang benar-benar muslim adalah Zaynal Abidin (1486-1500 M). Kerajaan terpenting di Maluku adalah Kerajaan Ternate dan Tidore. Abad ke-16 M merupakan zaman Ternate dan Tidore  yang bersaing dalam perdagangan. Kekuasaan mereka merosot dengan kedatangan bangsa barat. Tidore bersekutu dengan Spanyol sementara Ternate dengan Portugis. Persaingan pun menyulut perang besar. Sultan Khoerun dari Ternate berusaha mengusir Portugis dari Maluku, perang terjadi dan pada tahun 1565 M ibukota ternate terbakar. Dengan dalih berunding Sultan Khoerun diundang ke Loji, Portugis. Namun Sultan dibunuh pada tahun 1570 M. Sultan Baabulah putra Khoerun berhasil mengusir Portugis tahun 1577 M. Periode Baabulah merupakan puncak keemasan kerajaan Ternate. Sultan Baabulah dapat mengislamkan Sulawesi Utara, perdagangan lancar, persahabatan dengan negara tetangga seperti dengan Kerajaan Gowa dan Talo terjalin dengan baik.    Sementara Portugis dan Spanyol telah dpersatukan pada tahun 1582 M dan VOC telah menjadi besar dan kuat. Ternate bersekutu dengan VOC untuk mengusir Spanyol. Namun VOC tidak mau ada penguasa lain, menjelang tahun 1660 Ternate dan Tidore menaklukan VOC dengan Sultan yang tidak mempunyai kekuasaan.
            Islamisasi Kerajaan Banjar di Kalimantan Selatan berasal dari Kerajaan Demak. Raja pertma kerjaan Banjar adalah Raden Samudera dan bergelar Suryanullah atau Suryansyah. Wilayahnya meliputi Sambas, Batanglawai, Sukadana, Kotawaringin, Sampit, Madawi dan Sambangan. Sementara itu,  Kalimantan Timur diislamkan oleh Dato Ri Bandang dan Tunggang Parangan. Melalui mereka, Raja Mahkota penguasa Kutai masuk Islam, segeralah dibangun masjid untuk pengajaran agama Islam pada tahun 1575 M.
            Sulawesi Selatan sejak abad ke-15 M susdah didatangi pedagang muslim, mungkin dari Malaka, Jawa dan Sumatera.  Di Gowa dan Talo, raja-rajanya masuk Islam secara resmi pada tanggal 22 september 1605 Masehi, dengan Sultan Alauddin (1592-2636 M) sebagai raja pertamanya. Sesudah itu menyusul Soppeng, Wajo pada tanggal 10 Mei 1610 M dan Kerajaan Bone Islam pada tanggal


Alexander Agung /Iskandar Dzulqarnain : Pemimpin militer paling genius sepanjang zaman 

Zulkarnain adalah antara tokoh pahlawan Islam yang mengetengahkan
tiga konsep yang disarankan oleh Islam dalam peperangan.

Di dalam kitab suci Al Qur’an surat Al Kahfi terdapat kisah seorang raja yang saleh bernama Dzul Qarnain. Allah mengurniakannya kekuasaan di muka bumi dan kepadanya dianugerahkan pula jalan untuk mencapai berbagai kebajikan.

Tahta kerajaan dan kekuasaan yang dimilikinya tidak membuatnya lupa diri dan sombong. Bersama pasukannya ia menjelajah jauh ke timur dan jauh ke barat, hingga suatu saat ia melihat matahari tenggelam di dalam laut yang berlumpur, dimana Allah swt. menegurnya.

Dalam surat al Kahfi ayat 86, Allah berfirman: “Sehingga tatkala ia (Dzul Qarnain) sampai di tempat matahari terbenam, ia melihat matahari tenggelam di laut berlumpur hitam; dan di tempat itu ia mendapati suatu kaum. Kami (Allah) berfirman: ‘Hai Dzul Qarnain, engkau boleh menghukum dan boleh pula berbuat baik terhadap mereka”.

Sewaktu Dzul Qarnain melakukan penjelajahan berikutnya , dia dan anak buahnya sampai ke sebuah kawasan yang dikuasai oleh kelompok Ya’juj dan Ma’juj yang terkenal keji dan serakah.

Untuk menciptakan ketenangan penduduk, dengan rahmat Allah swt. di tempat tersebut Dzul Qarnain membangun dinding pemisah yang tinggi besar terbuat dari bongkahan besi cor (‘cast iron’). Dengan berdirinya tembok tersebut, penduduk yang lemah dan teraniaya itu merasa aman dan terlindungi.

Mereka sangat berterima kasih atas kedatangan dan budi baik Dzul Qarnain sehingga terlepas dari penindasan dan pemerasan Ya’juj dan Ma’juj. Kejadian ini diabadikan dalam Al Qur’an surat Al Kahfi ayat 92 – 98, yang berbunyi:



“Kemudian dia (Dzul Qarnain) menempuh jalan (yang lain): Sehingga tatkala dia telah sampai diantara dua gunung, maka dia mendapatkan di sekeliling dua gunung itu suatu kaum yang hampir tidak mengerti pembicaraan. Mereka berkata: ‘Hai Dzul Qarnain, sesungguhnya Ya’juj dan Ma’juj itu orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi. Maka bolehkah kami memberikan pembayaran kepadamu (dengan syarat) bahwa kamu membuatkan dinding antara kami dengan mereka”.

Dzul Qarnain berkata: ‘Apa yang Tuhanku memberikan kekuasaan kepadaku di dalamnya adalah lebih baik, maka bantulah aku dengan kekuatan (pekerja-pekerja), nanti aku akan membuatkan dinding antara kamu dengan mereka.

Berikan kepadaku potongan-potongan besi, sehingga apabila besi itu sama (rata) antara kedua pucuk gunung, berkatalah Dzul Qarnain:

Tiuplah api itu’. Sehingga tatkala besi itu menjadi (merah seperti) api, dia berkata: 'Berikan kepadaku leburan tembaga, akan kutuangkan diatasnya’

Maka mereka tidak dapat mendakinya dan mereka tidak dapat melobanginya. Dzul Qarnin berkata: ‘Ini (dinding) adalah rahmat dari Tuhanku. Dia akan menjadikannya hancur (rata dengan bumi), dan janji Tuhanku adalah benar”.


Tokoh ini dikatakan mempunyai ciri-ciri istimewa sehingga diberi
kepercayaan membina tembok penghalang bagi makhluk perosak

umat manusia Yakjuj dan Makjuj. Apakah keistimewaan
beliau sehingga namanya tercatat dalam Al-Quran?

Siapakah sebenarnya Dzul Qarnain itu?

Kitab suci Al Qur’an tidak menjelaskan lebih jauh siapakah raja yang bernama Dzul Qarnain itu, kapan dia berkuasa, dimana kerajaannya dan daerah mana saja yang pernah dijelahahi dan ditaklukannya. Yang dapat ditangkap dengan jelas adalah pesan kebesaran jiwa dari seorang penguasa yang gagah berani, banyak mengadakan perjalanan jauh bersama pasukannya.

Seorang yang tidak menghendaki penindasan dan perampasan hak hidup dan milik orang-orang yang lemah dan teraniaya. Diatas segalanya Dzul Qarnain adalah sosok penguasa yang bertakwa kepada Allah swt., mematuhi perintah dan larangannya serta berkeyakinan bahwa segala kekuatan dan kebesaran termasuk tembok besi yang kokoh dan besar, yang menghubungkan dua gunung yang berdekatan adalah rahmat pemberian Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang.

Dia mengingatkan bahwa segala yang besar tegak berdiri pada saatnya bila Allah swt. sudah menghendaki akan hancur rata dengan tanah, hilang bekas dan tandanya bahwa sebelumnya pernah menjadi monumen yang menjulang tinggi.

Demikian pula dengan kebesaran dirinya yang disadarinya tidak akan kekal abadi yang disertai kepekaan hati nurani mengantarnya pada sifat pemimpin yang tawadhu’, merendahkan diri dihadapan Tuhannya, sehingga pribadi dan kisah perjalanan hidupnya dijadikan teladan dan diabadikan namanya dalam kitab suci Al Qur’an.

Sebagian ahli sejarah berpendapat bahwa yang dimaksud dengan Dzul Qarnain yang kisahnya tercantum dalam Al Qur’an adalah seorang raja dari Macedonia yang bergelar Alexander the great (Iskandar yang agung), yang hidup pada tahun 356 SM – 323 SM. Sewaktu menggantikan ayahnya raja Philip II, usia Iskandar baru 20 tahun, namun dia telah menunjukkan bakat sebagai pemimpin besar yang mewarisi daerah kekuasaan sampai ke Yunani.

Untuk mempersiapkan pengganti, ayahnya telah menyediakan seorang guru istimewa, seorang filosof termasyhur Aristoteles, disamping dia harus terus berlatih berperang. Melanjutkan cita-cita ayahnya, Alexander menyerang kerajaan besar yang daerah kekuasaannya sangat luas dibanding negaranya. Meskipun pasukannya lebih kecil, dengan kecerdasannya dia akhirnya dapat menguasai kekaisaran Persia pada tahun 331 SM. Sewaktu berperang di Libanon yang waktu itu bernama Phoenicia Tyre, Alexander menerima tawaran dari Raja Persia untuk menghentikan pertempuran dengan imbalan akan menerima setengah wilayah kekuasaan Persia.

Kota Iskandariah sebuah kota masyhur di bumi Mesir - Kota Pelabuhan import - eksport muncul sekitar tahun 332 SM.Dibina oleh seorang penjelajah dunia terkenal,Iskandar Zulkarnain(Alexender The Great) yang bermaksud raja Timur dan Barat.Dilahirkan di Mecedonia.Beliau telah memerintahkan Denakrates(seorang ahli perancang kota) untuk merealisasikan impiannya itu.Beliau pernah menakhluk dunia dari daratan Yunani,Laut Tengah,Mesir, Asia Minor, Persia,hingga India Utara.Kota ini juga berkembang pesat dan pernah menjadi ibu kota Mesir selama hampir 1000 tahun.Ia berterusan sehinggalah penakhlukan islam terhadap Mesir,iaitu setelah penguasaan oleh tiga peradaban besar: Batlemeus, Rom dan Bazantine.


Manakah yang benar?
Fakta sejarah tidak menunjukkan bahawa Alexander The Great adalah Zulkarnain yang disebut dalam Al-Quran (di dalam Al-Quran hanya disebut Karnaen tanpa Iskandar). Siapakah Zulkarnain yang disebutkan di dalam Al-Quran? Apakah dia seseorang di masa lalu ataukah di masa depan? Tiada siapa yang tahu.Namun kita perlu mengambil hikmah di sebalik cerita Iskandar Zulkarnain ini.

Selama 12 tahun Alexander menguasai pantai Laut Tengah Mesir, Kemudian Babylonia hingga ke wilayah Pakistan dan India Utara sekarang. Selain di Mesir Alexender juga mendirikan/diabadikan di kota-kota berikut:

*Alexandria Asiana, Iran
*Alexandria In Ariana, Afghanistan
*Alexandria of the Caucasus, Afghanistan
*Alexandria on the Oxus, Afghanistan
*Alexandria of the Arachosians, Afghanistan
*Alexandria on the Indus, Pakistan
*Alexandria Eschate, ”The furthest” Tajikistan

Seorang panglima perang Alexander yang bernama Parmenio mengomentari tawaran itu: ‘Seandainya saya Alexander, tawaran itu saya terima”. Mendengar komentar panglimanya Alexander menaggapinya dengan cerdik: ‘Begitu pula aku, seandainya aku ini Parmenio!’ Tidak hanya berhenti sampai di Persia, sesudah Tyre jatuh dia menuju arah selatan mengalahkan Gaza dan akhirnya sampai di Mesir, dimana di sini dia mendirikan sebuah kota pelabuhan bernama Iskandariyah. Penaklukannya dilanjutkan ke Afghanistan, terus melintasi pegunungan Hindu Kush menuju India.

Pada tahun 323 SM sewaktu berada di Babylon, Iskandar terserang penyakit demam kemudian meninggal dunia pada usia menjelang 33 tahun. Cleopatra berceritera kepada Julius Caesar sewaktu berada di Mesir bahwa penyakit yang diderita Alexander adalah epilepsi (ayan) sama dengan penyakit yang diidap Julius Caesar waktu itu.

Sementara itu sebagian ahli sejarah yang lain berpendapat bahwa Dzul Qarnain bukanlah Alexander dari Macedonia, mereka menyatakan bahwa yang dimaksud Dzul Qarnain di dalam kitab suci Al Qur’an adalah Cyrus yang agung, pendiri kekaisaran Persia yang hidup 200 tahun sebelum Alexander, yakni pada tahun 590 SM – 529 SM, yang kekuasaannya membentang dari Laut Tengah sampai India.

Persamaan antara keduanya, mereka sama-sama menjelajah ke Barat dan ke Timur dari Babylonia hingga Asia Tengah terus ke sungai Indus di India. Yang menonjol dari diri Cyrus adalah kebijaksanaannya dalam mengendalikan pemerintahan, dimana dia terkenal toleran dengan agama-agama dan adat-istiadat setempat, tidak bersikap kejam pada orang-orang yang ditaklukkannya serta seorang penguasa yang berperikemanusiaan pada jamannya. Cyrus atau Kurush dilahirkan di Persia sekitar tahun 590 SM dimana waktu itu yang berkuasa adalah kerajaan Medes.

Dia masih keturunan pembesar daerah itu sebagai bawahan raja Medes. Ketika dewasa Cyrus dapat mengalahkan raja Medes dan Persialah yang kemudian membawahi Medes dan Babilonia. Hampir dua abad Persia mengalami kejayaan, perdamaian dan kemakmuran hingga datang Alexander untuk menguasainya.



Apabila benar bahwa yang dimaksud Dzul Qarnain itu adalah Cyrus, berarti dia hidup sekitar 1000 tahun sebelum turunnya wahyu Al Qur’an kepada Nabi Muhammad saw.

Untuk mengetahui kebenaran keberadaan dinding besi yang dibangun Dzul Qarnain, Ibnu Katsir meriwayatkan bahwa seorang kalifah bernama Khalifah Al Watsiq dari bani Abbas (842 – 847M) mengirim tim ekspedisi yang memakan waktu selama dua tahun. Setelah kembali ke Baghdad mereka melaporkan bahwa memang ada dinding tinggi besar terbuat dari besi dan tembaga yang dilengkapi dengan pintu-pintu besar dan kunci-kunci besar serta bekas-bekas batu tembok dan semen kelihatan sudah membatu berserakan.

Sayid Quthub menulis pada ‘Tafsir Fi Zhilalil Qur’an bahwa ada orang yang menemukan dinding besi bendungan di dekat kota Tarmidz Asia Tengah yang dikenal dengan nama ‘Pintu Besi’. Dan pada awal abad ke - 15, seorang sarjana bangsa Jerman bernama Selad Burger telah mengadakan penyelidikan ke tempat tersebut. Seorang ahli sejarah bernama Klafego pada tahun 1403 mengunjungi ‘Pintu Besi’ yang terletak antara Samarkand dengan India. Mereka mengatakan besar kemungkinan bahwa itulah bendungan raksasa Dzul Qarnain.

..............................


Alexander Agung
- Si Penakluk besar

Alexander (yang) Agung, juga dieja: Aleksander (yang) Agung, Iskandar (yang) Agung, Iskandar Zulkarnain (bahasa Yunani ("Megas Alexandros"), bahasa Inggris: Alexander the Great adalah seorang penakluk asal Makedonia. Ia diakui sebagai salah seorang pemimpin militer paling genius sepanjang zaman. Ia juga menjadi inspirasi bagi penakluk-penakluk seperti Hannibal, Pompey dan Caesar dari Romawi, dan Napoleon. Dalam masa pemerintahannya yang singkat, Alexander mampu menjadikan Makedonia sebagai salah satu kekaisaran terbesar di dunia.

Alexander dilahirkan pada tanggal 20 Juni 356 SM di Pella, ibu kota Makedonia, sebagai anak dari Raja Makedonia, Fillipus II, dan istrinya Olympias, seorang Putri dari Epirus. Ketika kecil, ia menyaksikan bagaimana ayahnya memperkuat pasukan Makedonia dan memenangkan berbagai pertempuran di wilayah Balkan. Ketika berumur 13 tahun, Raja Filipus mempekerjakan filsuf Yunani terkenal, Aristoteles, untuk menjadi guru pribadi bagi Alexander. Dalam tiga tahun, Aristoteles mengajarkan berbagai hal serta mendorong Alexander untuk mencintai ilmu pengetahuan, kedokteran, dan filosofi.

Pada tahun 340 SM, Filipus mengumpulkan sepasukan besar tentara Makedonia dan menyerang Byzantium. Selama penyerangan itu, ia memberikan kekuasaan sementara kepada Alexander yang ketika itu berumur 16 tahun, untuk memimpin Macedonia. Raja Phillip II meninggal tahun 336 SM oleh pembunuh gelap pada saat pernikahan putrinya. Alexander pun naik tahta menggantikan ayahnya pada usia 20 tahun. Sesaat setelah kematian Phillip, kota-kota di Yunani yang sebelumnya telah tunduk pada Makedonia seperti Athena dan Thebes memberontak.

Alexander segera bertindak dan berhasil menggagalkan pemberontakan tersebut. Namun, tahun beikutnya terjadi pemberontakan kembali, dia memutuskan untuk bertindak tegas dengan mengahancurkan Thebes dan menjual seluruh penduduknya sebagai budak. Kejadian ini berhasil memadamkan keinginan kota-kota lain untuk memberontak.





Peta menunjukkan penaklukan Alexander timur dan barat.
Digelar Dzulqarnain (Yang Memiliki Dua Tanduk) kerana berjaya
menguasai kerajaan Yunan dan Parsi yang merupakan
dua kuasa terbesar pada masa itu.

Tahun 335 SM, Alexander menyerang Persia dengan membawa sekitar 42.000 pasukan. Selama dua tahun berikutnya Alexander memenangkan berbagai pertempuran melawan pasukan Persia hingga akhirnya dia berhasil mengalahkan pasukan yang dipimpin oleh Raja Persia Darius III pada 333 SM. Darius yang kabur berusaha untuk damai dengan menawarkan Alexander wilayah dan harta namun ditolak.

Alexander mengatakan bahwa dia sekarang adalah Raja Asia dan hanya dia yang berhak menentukan pembagian wilayah. Alexander kemudian meneruskan ekspansi militernya hingga berhasil menaklukkan wilayah Mesir hingga ke perbatasan India sebelum terpaksa berhenti karena prajuritnya yang kelelahan karena pertempuran terus-menerus selama sepuluh tahun. Alexander kemudian kembali ke kerajaanya untuk merencanakan ekspansi baru. Selama perjalanan ia mengeksekusi banyak satrap (semacam gubernur) dan pejabat yang bertindak melenceng sebagai contoh.

Kemudian sebagai wujud terima kasih pada para prajuritnya, Alexander memberi sejumlah uang pada mereka dan menyatakan bahwa ia akan mengirim para veteran dan cacat kembali ke Makedonia. Namun tindakan ini justru diartikan sebaliknya oleh prajurit Alexander. Selain itu, mereka juga menentang sejumlah keputusan Alexander, seperti mengadopsi budaya Persia dan dimasukkanya pasukan dari Persia ke dalam barisan prajurit dari Makedonia. Sejumlah Prajurit kemudian memberontak di kota Opis.

Alexander mengeksekusi para pemimpin pemberontakan tersebut, namun mengampuni para prajuritnya. Dalam upaya menciptakan perdamaian yang bertahan antara orang-orang Makedonia dan rakyat Persia, Alexander mengadakan pernikahan massal antara para perwiranya dengan wanita bangsawan dari Persia. Akan tetapi, hanya sedikit pernikahan yang bertahan lebih dari setahun.
Sewaktu di Babilonia, Alexander tiba-tiba terkena sakit parah dan mengalami demam selama 11 hari sebelumnya akhirnya meninggal pada tanggal 10 Juni 323 SM, dalam usia sekitar 33 tahun. Penyebab kematian yang sesungguhnya tidak jelas.

Setelah kematian Alexander, tidak adanya ahli waris menyebabkan terjadi perpecahan dan pertempuran antara para bawahannya. Akhirnya, setelah perselisihan bertahun-bertahun, sekitar tahun 300 SM, kekuasaan atas bekas kerajaan Alexander terbagi menjadi 4 wilayah yang masing dikuasai salah satu jendral Alexander.

Dunia pada saat kematian Alexander, menunjukkan kemaharajaannya dalam konteks geopolitik yang lebih besar Walaupun hanya memerintah selama 13 tahun, semasa kepemimpinannya ia mampu membangun sebuah imperium yang lebih besar dari setiap imperium yang pernah ada sebelumnya.

Pada saat ia meninggal, luas wilayah yang diperintah Alexander berukuran 50 kali lebih besar daripada yang diwariskan kepadanya serta mencakup tiga benua (Eropa, Afrika, dan Asia). Penyatuan wilayah dari makedonia hingga persia oleh Alexander Agung menyebabkan terbetuknya perpaduaan kebudayaan Yunani, Mediterrrania, Mesir, dan Persia yang disebut dengan kebudayaan Hellenisme. Pengaruh Hellenisme ini bahkan sampai ke India dan Cina. Khusus di Cina, pengaruh kebudayaan ini dapat ditelusuri di antaranya dengan artefak yang ditemukan di Tunhuang.

Alexander selama ekspansinya juga mendirikan beberapa kota yang semuanya dinamai berdasakan namanya, seperti Alexandria atau Alexandropolis. Salah satu dari kota bernama Alexandria yang berada di Mesir, kelak menjadi terkenal karena perpustakaannya yang lengkap dan bertahan hingga seribu tahun lamanya serta berkembang menjadi pusat pembelajaran terhebat di dunia pada masa itu. Gelar The Great atau Agung di belakang namanya diberikan karena kehebatannya sebagai seorang raja dan pemimpin perang lain serta keberhasilanya menaklukkan wilayah yang sangat luas hanya dalam waktu 10 tahun.
.................................


Patung Alexander Agung di British Museum.

Menolak anggapan Alexander Agung adalah Dzul Qarnain

Alexander Agung adalah salah satu tokoh yang dianggap sebagai Dzul Qarnain (Iskandar Zulkarnain) yang dapat ditemukan pula pada kitab suci Al Qur'an, Surah Al Kahfi 83-101. Dikisahkan ialah yang mengurung bangsa Ya'juj (Gog) dan Ma'juj (Magog) - yang menurut hadist shahih, bangsa tersebut akan keluar di akhir zaman. Riwayat ini bemula dari saat ia akan menaklukkan suatu daerah, penduduk tersebut tanpa disangka bersedia mengikutinya. Asal bangsa Yajuj dan Majuj dikurungnya. Maka Iskandar Dzulqarnain mengurung kedua bangsa tersebut. Dan para penduduk pun bersedia ditaklukkan dengan suka cita.

Anggapan tersebut datang dari kisah Alexander Romance yang sudah ada sebelum Islam. Beberapa allamah Muslim menolak anggapan Alexander Agung adalah Dzul Qarnain, sebab Alexander Agung bukanlah monoteis, sedangkan Dzul-Qarnain adalah penyembah Allah dan hanya seorang penguasa. ...........................

"Si Dua Tanduk"

Dzulkarnain adalah Alexander Agung, raja Persia dan Yunani, atau Raja Timur dan Barat, oleh karena itu dia dipanggil Dzul Qarnain berarti: "Si Dua Tanduk".

Nama Alexander Agung sebagai Dzulkarnain ini juga tersebar diwilayah Timur Tengah dengan penyebutan yang berbeda-beda. Dia dikenal sebagai Eskandar dalam bahasa Persia dan bahkan diklaim dalam masa pembangunan Tembok Besar sebagai Sadd-e Eskandar oleh dinasi Parthia.

Dia sering diidentifikasi sebagai Dhul-Qarnayn dalam tradisi kuno Timur Tengah, dikenal sebagai Iskandar al-Kabeer dalam bahasa Arab, Sikandar-e-azam dalam bahasa Urdu, Skandar dalam bahasa Pashto, Dul-Qarnayim dalam bahasa Ibrani, dan Tre-Qarnayia dalam bahasa Aram (si Dua Tanduk), tampaknya disebabkan karena gambar dalam mata uang yang dibuat selama masa kekuasaannya yang melukiskan dirinya dengan dua tanduk domba dari dewa Mesir yaitu Ammon..

Berikut diberikan informasi tentang koin perak tetradrachm, menggambarkan Alexander Agung dengan tanduk dewa Ammon, dikeluarkan sekitar 242 / 241 SM.

...........................

Dzul Qarnain:
Menurut sumber Al-Quran


Sumber-sumber kuno Islam menyatakan bahwa Dzulkarnain adalah Alexander Agung, penakluk dari Macedonia. Berikut diberikan beberapa pandangan tersebut.

1. Menurut Ibn Ishaq Ibn Ishaq adalah penulis sejarah hidup Muhammad SAW yang paling awal. Dia lahir di Madinah tahun 85 H, meninggal di Baghdad 151 H. Kakeknya yang bernama Yasar jatuh ke tangan Khalid bin al Walid di tahun 12 H dan kemudian memeluk Islam. Ayah Muhammad ibn Ishaq banyak berhubungan dengan para ahli hadis generasi ke 2, terutama Zuhri, Qatada dan Abdullah bin Abu Bakar. Sementara Ibn Ishaq sendiri belajar agama hingga ke Mesir kepada Yazid bin abu Habib. Setelah kembali ke Madinah, ia terus mengkoleksi hadisnya.

Dalam bukunya sekalipun tidak menyebut nama Alexander, Ibn Ishaq mengkonfirmasikan bahwa Dzulkarnain adalah orang Yunani. Seorang laki-laki yang memiliki banyak cerita tentang orang-orang asing, yang turun temurun diantara mereka, mengatakan kepada saya bahwa Dzul Qarnain adalah seorang Mesir, yang namanya adalah Marzuban bin Mardhaba, orang Yunani yang diturunkan dari Yunan bin Yafith bin Nuh.

2. Menurut Ibn Hisyam Ibn Hisyam adalah orang yang mengedit dan menuliskan ulang buku biografi Muhammad SAW karangan Ibn Ishaq. Ibn Hisyam lahir di Basrah dan meninggal di Fustat Mesir sekitar tahun 218 H (sekitar tahun 828 M).

Dalam catatan kritisnya terhadap karya Ibn Ishaq, Ibn Hisyam mengkonfirmasikan nama Dzul Qarnain adalah Alexander.

Sumber: Sirah Ibnu Ishaq - Kitab Sejarah Nabi Tertua Muhammad bin Yasar bin Ishaq Muhamadiyah University Press, 2003, jilid 3, halaman 292.

Namanya adalah Alexander. Dia membangun Alexandria yang dinamakan sesuai dengan namanya. Jelas yang dimaksud disini adalah Alexander Agung, orang Yunani yang membangun kota Alexandria.

Sumber: Encyclopedia Wikipedia Alexander the Great http://en.wikipedia.org/wiki/ Alexander_ the_Great Dia membangun Alexandria di Mesir, yang akan menjadi ibu kota yang makmur dari dinasti Ptoleik setelah kematiannya Sumber : Ensiklopedi Fakta Alkitab J.I Packer, Merrill C. Tenney, William White Jr. Gandum Mas, Malang, 2001, halaman 311.

Selama 332 SM, Alexander bergerak dengan cepat memasuki kawasan Siria, Palestina dan Mesir. Ia merebut Tirus:, Sementara tinggal dilembah Nil selama musim dingin, Alexander memilih tempat itu untuk membangun sebuah pusat perdagangan baru. Kota baru ini dinamakan Alexandria 3. Menurut Abdullah Yusuf Ali Menurut Abdullah Yusuf Ali dalam catatan kaki Al-Quran terjemahannya.

Sumber : The Holy Qura€™an Abdullah Yusuf Ali Footnote no. 2428, Appendix VII, halaman 760, 763 4.

Menurut Situs Saifulislam Situs dibawah ini menuliskan nama ulama-ulama kuno yang menyokong pandangan bahwa Dzulkarnain adalah Alexander Agung sekalipun sang penulis menganggap pandangan itu adalah bathil.

Sumber: http://www.saifulis lam.com/artikel/ dzulqarnain. htm



Pendapat Kedua:
1. Dzulqarnain itu adalah Alexander the Macedon
2. Iaitu Alexander the Macedon, lahir di Macedonia tahun 356SM.
3. Ayahnya adalah Philip, Raja Macedonia ketika itu.
4. Philip menyerahkan anaknya Alexander kepada ahli falsafah, Aristotle untuk dididik.
5. Philip mati ketika Alexander berusia 20 tahun lalu beliau mengambil alih takhta iaitu pada tahun 336SM.
6. Selepas dua tahun menaiki takhta, beliau menyerang Parsi dan mengalahkan Raja Dara pada tahun 333SM lalu terus menawan Syam dan Iraq, seterusnya menawan India.
7. Dalam tempoh 10 tahun pemerintahannya, beliau telah menawan hampir semua kerajaan yang wujud di masa itu.
8. Kemudian beliau kembali ke Greece (Yunan).
9. Di dalam perjalanan pulang, Alexander singgah di Babylon di Iraq untuk berehat.
10. Beliau ditimpa demam panas selama 11 hari lalu meninggal dunia pada tahun 323SM ketika berusia 33 tahun.
11. Digelar Dzulqarnain (Yang Memiliki Dua Tanduk) kerana berjaya menguasai kerajaan Yunan dan Parsi yang merupakan dua kuasa terbesar pada masa itu.
12. Di antara yang berpendapat bahawa Alexander ini adalah Dzulqarnain yang disebutkan di dalam al-Quran, adalah majoriti ahli tafsir dan muarrikh seperti: Al-Masa€™udi, al-Maqrizi, ats-Tsaa€™labi, al-Idrisi, ar-Razi, Abu Hayyan, an-Nasafi, Abu al-Masa€™ud, al-Alusi, al-Qasimi dan Muhammad Farid Wajdi
13. Pendapat ini adalah batil kerana al-Quran menerangkan sifat-sifat Dzulqarnain sebagai seorang mukmin yang beriman, adil, zuhud terhadap harta dll.